Gaya Hidup Berkelanjutan: Transformasi Limbah menjadi Fashion
Di Indonesia, sekolah yang berkomitmen menerapkan konsep Green School mendapat label sekolah Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahkan memberikan penghargaan kepada sekolah yang berkomitmen terhadap program sekolah hijau. Pada tahun 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan pengahargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiraja kepada 434 sekolah di 32 provinsi Indonesia, baik sekolah negeri maupun swasta. Sekolah hijau terbentuk dengan membentuk sikap pertimbangan nilai-nilai lingkungan pada peserta didik dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Sekolah hijau bukan sekadar tampilan secara fisik sekolah yang hijau dan teduh, melainkan wujud sekolah dengan program dan kegiatan Pendidikan yang mendorong kesadaran dan kearifan lingkungan.
Sekolah memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah dapat menjadi ekosistem bagi peserta didik untuk belajar dan menggali pengalamnnya. Gaya hidup berkelanjutan adalah konsep yang menekankan pada pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Salah satu masalah besar yang dihadapi saat ini adalah meningkatnya limbah, baik dari sampah rumah tangga, industri, hingga mode yang sering kali menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan.
Menyadari permasalahan di atas, SMA Negeri 15 Semarang kembali melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertujuan membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan dan mampu mengimplementasikan solusi kreatif dari permasalahan lingkungan. Di sisi lain, kegiatan ini juga berfokus pada pengolahan barang-barang bekas dan limbah menjadi produk fashion yang bernilai jual dan ramah lingkungan. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya belajar mengenai daur ulang, tetapi juga didorong untuk memiliki jiwa wirausaha yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
Adapun tema pelaksanaan Proyek P5 ini yaitu “Gaya Hidup Berkelanjutan”, yang berfokus pada topik Transformasi Limbah Menjadi Fashion. Dimana proyek ini difokuskan pada peserta didik kelas X. Proyek ini tidak hanya fokus pada aspek kreativitas dan inovasi terkait permasalahan limbah di lingkungan, tetapi juga bertujuan menanamkan rasa syukur kepada Tuhan YME dengan merawat alam sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Dengan semangat keberlanjutan, peserta didik didorong untuk menghasilkan produk-produk fashion inovatif dari limbah, sekaligus memperkuat nilai-nilai pancasila dalam kehidupan mereka.
Dalam pelaksanaannya, proyek ini dilaksanakan dengan 4 tahap yaitu; pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan refleksi. Pelaksanaan Proyek ini diawali dengan kegiatan sosialisasi di ruang Aula oleh Tim Proyek yang kemudian dilanjutkan oleh pemaparan materi oleh guru mapel Biologi, Geografi, dan Seni Budaya. Antusiasme peserta didik mengikuti kegiatan sosialisasi terlihat ketika peserta didik saling bertanya jawab dengan narasumber yang memberikan materi untuk bekal dalam melaksanakan kegiatan proyek.
Proyek P5 yang berfokus pada topik Transformasi Limbah Menjadi Fashion adalah langkah nyata dalam memperkuat profil Pelajar Pancasila, terutama dalam konteks gaya hidup berkelanjutan. Tidak hanya memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga lingkungan, proyek ini juga mengasah keterampilan siswa dalam berpikir kreatif, bekerja sama, dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Ke depan, diharapkan proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Akhmad Khusni Mubaroq, M.Pd.
Waka Kurikulum SMA Negeri 15 Semarang
Tinggalkan Komentar